Sering kali anak – anak muda seperti gue ini ditanyakan dengan pertanyaan yang ngeselin seperti : kapan lulus.? Kapan nyusul.? Mana pasangannya.? Masih mau single sampe umur udah perak bro.?
Itulah pertanyaan – pertanyaan yang menyebalkan sering kali gue denger, mungkin bagi lo semua juga udah pernah ditanyakan dengan pertanyaan serupa. Dan gimana perasaan lo.? Miris, greget, gemesin, ngeselin, nelen ludah.? *Miris komandan*
ada banyak motivasi dari alasan mereka menikah dini, bahkan saat masih kuliah’pun mereka ada yang telah menikah. Sebenarnya apa ajah si motivasi mereka menikah di usia dini.?
Berikut ini alasan umum yang sering gue temui.
1. Karena iri pada temen yang sudah menikah
2. Karena hamil duluan
3. Sudah terlalu lama berpacaran
4. Ingin memiliki anak
5. Menghalalkan hubungan (sexs)
6. Mengabulkan permintaan orangtua
7. *isi sendiri*
Point – point yang gue jabarkan adalah alasan – alasan umum sebagaimana sering kita denger, namun apakah itu semua adalah alasan yang tepat untuk menikah.? apakah alasan diatas adalah alasan yang didorong akan rasa cinta.? Dan apakah pernikahan hanya membutuhkan cinta.?
Bagi lo yang muslim mungkin ini adalah alasan terburuk. karena menurut islam, alasan untuk menikah yang tepat adalah karena menjalankan sunnah baginda Nabi Muhammad Rasulullah Saw bukan semata mengikuti hawa nafsu belaka.
Begitu beratnya tanggung jawab dalam sebuah pernikahan itu yang diberatkan di punggung sang suami, dimana ia harus bertanggung jawab akan keluarga yang ia bangun. Ia juga dituntut untuk memperjuangkan hubungannya agar awet sampai kematian menjemput. Meski terdengarnya cukup menyeramkan (bagi kaum adam) namun ini bukanlah hal yang patut dihindari melainkan untuk dijalankan.
Omong – omong jika lo yang udah mampu untuk meminang seseorang, apakah lo akan begitu sajah terburu – buru untuk menikah.? meski lo udah mempunyai pekerjaan tetap.? Dengan gaji besar, rumah yang layak, mempuyai mobil. Apakah dengan hal ini lo sudah benar – benar mampu untuk menikah.? #Mikir
Sebelum anda memasuki gerbang pernikahan, mungkin hal ini akan terlihat sangat indah bagi lo dan pasangan lo. Namun kenyataannya memang benar – benar akan indah setelah lo memasukinya. Meski gue sendiri belum pernah melakukannya. *glek*
Inti dari bualan omong kosong gue ini adalah pernikahan bukanlah semata – mata karena dorongan social, keluarga atau factor apapun itu. Melainkan kesiapan dari diri seseorang itu sendiri, mulai dari materi hingga pengetahuan tentang pernikahan itu sendiri. Seperti pernikahan orang betawi pada sebagian kecil masyarakatnya dimana orang – orang betawi harus menguasai / paham kitab kuning (kitab – kitab para klasik) hingga ilmunya benar – benar memadai.
Itulah pertanyaan – pertanyaan yang menyebalkan sering kali gue denger, mungkin bagi lo semua juga udah pernah ditanyakan dengan pertanyaan serupa. Dan gimana perasaan lo.? Miris, greget, gemesin, ngeselin, nelen ludah.? *Miris komandan*
ada banyak motivasi dari alasan mereka menikah dini, bahkan saat masih kuliah’pun mereka ada yang telah menikah. Sebenarnya apa ajah si motivasi mereka menikah di usia dini.?
Berikut ini alasan umum yang sering gue temui.
1. Karena iri pada temen yang sudah menikah
2. Karena hamil duluan
3. Sudah terlalu lama berpacaran
4. Ingin memiliki anak
5. Menghalalkan hubungan (sexs)
6. Mengabulkan permintaan orangtua
7. *isi sendiri*
Point – point yang gue jabarkan adalah alasan – alasan umum sebagaimana sering kita denger, namun apakah itu semua adalah alasan yang tepat untuk menikah.? apakah alasan diatas adalah alasan yang didorong akan rasa cinta.? Dan apakah pernikahan hanya membutuhkan cinta.?
Bagi lo yang muslim mungkin ini adalah alasan terburuk. karena menurut islam, alasan untuk menikah yang tepat adalah karena menjalankan sunnah baginda Nabi Muhammad Rasulullah Saw bukan semata mengikuti hawa nafsu belaka.
Begitu beratnya tanggung jawab dalam sebuah pernikahan itu yang diberatkan di punggung sang suami, dimana ia harus bertanggung jawab akan keluarga yang ia bangun. Ia juga dituntut untuk memperjuangkan hubungannya agar awet sampai kematian menjemput. Meski terdengarnya cukup menyeramkan (bagi kaum adam) namun ini bukanlah hal yang patut dihindari melainkan untuk dijalankan.
Omong – omong jika lo yang udah mampu untuk meminang seseorang, apakah lo akan begitu sajah terburu – buru untuk menikah.? meski lo udah mempunyai pekerjaan tetap.? Dengan gaji besar, rumah yang layak, mempuyai mobil. Apakah dengan hal ini lo sudah benar – benar mampu untuk menikah.? #Mikir
Sebelum anda memasuki gerbang pernikahan, mungkin hal ini akan terlihat sangat indah bagi lo dan pasangan lo. Namun kenyataannya memang benar – benar akan indah setelah lo memasukinya. Meski gue sendiri belum pernah melakukannya. *glek*
Inti dari bualan omong kosong gue ini adalah pernikahan bukanlah semata – mata karena dorongan social, keluarga atau factor apapun itu. Melainkan kesiapan dari diri seseorang itu sendiri, mulai dari materi hingga pengetahuan tentang pernikahan itu sendiri. Seperti pernikahan orang betawi pada sebagian kecil masyarakatnya dimana orang – orang betawi harus menguasai / paham kitab kuning (kitab – kitab para klasik) hingga ilmunya benar – benar memadai.